LAMPUNG TIMUR, Lampung86news.com – Terdengar samar suara sirine Ambulan dari rumah permanen sederhana berkontruksi dinding batako. Semakin mendekat suara sirine semakin jelas, setelah mobil jenazah memasuki halaman rumah milik Heri Sutopo, dan berjalan mundur, sambut tangis memecah suasana pagi itu, Sabtu (18/7/2020).
Sebujur peti yang masih terbungkus plastik, di keluarkan dari dalam mobil dan di letakkan di atas meja yag sudah disediakan. Pemandangan haru itu menjadi pusat perhatian puluhan pasang mata, dengan mata berkaca kaca, sesekali tangan pelayat tampak mengusap air mata yang mulai membasahi wajah.
Sementara, didalam peti kayu berwarna kecoklatan sepanjang 2 meter itu, terdapat sebujur jenazah perempuan pahlawan devisa, bernama Rista Triana Dewi, warga Desa Sidodadi, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.
Tampak seorang pria paruh baya berbaju koko warna biru tua dan celana panjang warna gelap tak henti-henti sebut nama Alloh. Pria itu adalah ayah kandung almahrum bernama Heri Sutopo. “Ya Allah, Ya Allah,” ucap pria paruh baya yang berdiri tepat di sisi kiri peti secara berulang ulang.
Sebelum kelurga melihat kondisi jenazah didalam peti, sorang petugas dari BP2PMI menjelaskan bahwa Pekerja Migran bernama Rista Triana Dewi meninggal bukan karena Covid 19, Rista meninggal pada 29 Juni 2020 di Room 7, FlatA1, 7/F Fierst Guest House Blok A Chunking Mansion, Hongkong.
Korban dipastikan meninggal karena bunuh diri. “Coroner’s Court Hongkong telah melakukan otopsi namun hasil otopsi belum dapat di sampaikan kepada KJRI Hongkong sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ujar pegawai BP2PMI Muhammad Medi di hadapan puluhan pelayat dan keluarga.
Setelah pihak BP2MI memberikan sambutan dalam penyerahan jenazah, sejumlah keluarga membuka peti untuk melihat kondisi jenazah, suara tangis pecah dari sejumlah keluarga. “Rista, Rista,” suara lirih bercampur tangis itu keluar dari sesok perempuan yang mengenakan hijab hitam.
Waktu menunjukan pukul 10.00 Wib, petugas keluarga beserta pelayat membawa jenazah pahlawan devisa menuju tempat peristirahatan terakhir, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sidodadi.
Heri Sutopo ayah kadung korban menjelaskan meski dengan rasa sedih, namun kelurga tetap harus menerima takdir yang dialami anaknya. Menurut Heri, anaknya berangkat ke Hongkong pada 2018 silam dengan tujuan untuk memperbaiki ekonomi.
“Yah anak saya sudah berjuan dan berusaha, tapi yang maha kuasa berkehendak lain,” kata Heri.
Pewarta : Susanto
Editor : M. Choiri, S
Discussion about this post