LAMPUNG TIMUR, Lampung86news.com – Ibarat sudah jatuh, masih juga tertimpa tangga. Demikian gambaran nasip petani semangka di sejumlah daerah di Kabupaten Lampung Timur tahun ini.
Pasalnya, selain serangan hama jamur daun yang cukup menguras tenaga dan biaya, hasil panennya juga tidak maksimal di tambah lagi harga jualnya yang lebih murah ketimbang tahun sebelumnya. Tangis histeris pun menggelayuti hati mereka.
Samsi (38) warga Desa Adiwarno kecamatan setempat adalah salah satu dari sekaian banyak petani semangka yang mengeluhkan hal tersebut. Ia menangis tersedu sedu lantaran buah manis yang ia tanam, hasilnya tak semanis namanya.
“Di samping serangan jamur, hasil panen untuk tahun ini juga gak maksimal, biasanya per satu hektar bisa panen 15 ton semangka. Tapi untuk panen kali ini cuma 4 ton,” keluh Samsi, Kamis (12/11/2020).
Kondisi tersebut, lanjut Samsi, di perparah dengan harga jual yang sangat murah. Untuk ukuran semangka super, tahun ini, hanya di hargai Rp 2.400 per satu kilogram. “Padahal, tahun lalu harganya bisa tembus Rp 5.000 per kilogram,” kata Samsi.
Keluhan senada juga di ungkapkan Blangkon salah satu petani semangka asal Desa Mekar Mukti, Kecamatan Sekampung kabupaten setempat. Menurut dia, satu hektar tanaman semangkanya tahun ini gagal panen akibat serangan jamur dan serangan daun kriting.
“Kalau sudah terserang jamur dan daun bercak kuning keriting, sangat sulit di atasi. Dua jenis penyakit itu sangat berbahaya dan para master semangka belum mampu mengatasi penyakit tersebut,” pungkasnya.
Pewarta : Hen
Editor : Roy
Discussion about this post